Tuesday, 31 October 2017

Makalah tentang SWAP


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan transaksi dapat dilakukan dengan pihak-pihak luar, dalam artian ekspor-impor barang. Kegiatan ekspor impor dewasa ini untuk perusahaan-perusahaan besar menjadi masif, karena untuk pemenuhan kebutuhan dalam operasional dan juga dalam melakukan kegiatan pemasaran.
Kepentingan dalam melakukan kegiatan dengan pihak luar, dengan menggunakan mata uang yang berbeda. Mengakibatkan operasional perusahaan akan tergantung kepada perubahan kurs. Kurs merupakan nilai tukar uang, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian berpengaruh terhadap beberapa kinerja perusahaan.
Perubahan struktur modal dan tingkat bunga menjadi sangat penting untuk diperhatikan dalam menjalankan sebuah usaha yang melibatkan dengan kegiatan internasional. Bahwasannya, kegiatan internasional akan menjadi tantangan tersendiri bagi pihak-pihak yang ada di dalamnya. Perusahaan akan merugi jika kebijakan currency dan interst rate swap tidak diterapkan dalam pengoperasian perusahaan dalam lingkup internasional. 
Kepentingan perusahaan memperhatikan faktor penghambat dalam mejalankan operasional akan berpengaruh kepada keberlangsungan kinerja perusahaan, kesehatan dalam bidang keuangan dan kelembagaan akan dipengeruhi dari kebijakan currency dan interst rate swap tersebut.
Pada dasarnya perusahaan akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut, karena perusahaan yang telah membuka cabang di negara lain atau melakukan kegiatan transaksi dengan negara lain, secara otomatis akan melibatkan diri ke dalam kegiatan internasional. Sehingga kepentingan perusahaan dalam memahami kebijakan currecy dan interst rate swap menjadi bahan penilaian dalam menjalankan usahanya.  

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan currency swap?
2. Bagaimana mekanisme currency swap?
3. Apa yang dimaksud dengan interest rate swap?
4. Bagaimana mekanisme interest rate swap?
5. Apa yang menjadi keuntungan melakukan currency dan interest rate swap?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini mencoba memberikan gambaran dan penjelasan tentang aktivitas yang dilakukan dengan pihak-pihak internasional. Bagaimana selama ini pengetahuan akan dunia internasional masih dapat dibilang sangat minim, akan tetapi dengan dikutipnya beberapa literatur, maka kami mencoba mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan currency swap dan interest rate swap dan mencoba menyampaikan beberapa pengetahuan kepada audiens.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Currency swap
Secara umum swap diartikan sebagai suatu kontrak transaksi pembelian atau penjualan valas dengan spot rate yang dikombinasikan dengan pembelian atau penjualan valas yang sama dengan forward rate. 
SWAP berarti suatu kontrak pembelian dan penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. 

Dalam melakukan jual beli yang dilakukan dengan menggunakan perjanjian Spot rate yang dikombinasikan dengan pembelian atau penjualan valas dengan perjanjian Forward Rate, dimana banyak mata uang atau kedua belah pihak menyepakati jenis mata uang yang akan digunakan dalam perjanjian tersebut. Dalam sebuah perjanjian jual atau beli valas terkadang mata uang yang digunakan adalah mata uang yang keras dan mata uang lemah.

Hard Currency atau lebih dikenal dengan nama mata uang keras. Artinya sebuah mata uang yang paling sering digunakan sbagai bahan acuan dalam melakukan konversi mata uang domestik suatu negara (Domestic Currency). Adapun yang termasuk di dalam mata uang keras yaitu Dollar Amerika Serikat, Pound sterling, Dollar Australia, Yen Jepang, dan Euro. 

Sebaliknya untuk mata uang lemah (Soft Currency) adalah sebuah mata uang yang jarang digunakan sebagai ukuran dalam pertukaran mata uang asing dengan mata uang domestik. Keuntungan menggunakan mata uang kuat dalam konversi mata uang adalah kemudahan dalam melakukan penukaran dengan mata uang lainnya, yang selanjutnya di kenal dengan devisa yang konvertibel. Kedudukan dari mata uang asing tersebut adalah sebagai asset, yang saat ini kedudukannya tidak kalah dengan emas. 

Kontrak swap ini merupakan gabungan dari kontrak atau transaksi spot dan forward. Dalam aplikasi di bidang keuangan internasional, kontrak swap ini mempunyai keuntungan sendiri-sendiri bagi pelaksana kontrak. Kontrak swap akan memberikan keuntungan untuk penjual dan juga pembeli nantinya.

Forward berarti memberikan persetujuan untuk melakukan pembelian dan penjualan sejumlah tertentu valuta asing pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan pada kurs tetap yang disebut kurs forward.  Sedangkat spot berarti transaksi yang dilakukan secara tunai dan untuk penyelesaian transaksi seperti pembayaran dan penyerahan barang dapat dilakukan pada hari berikutnya, 2 x 24 jam. 

Contoh simple currency swap
Misalnya seorang pengusaha Indonesia mendapat pinjaman sebanyak USD 100,000 untuk jangka waktu 180 hari. Kemudian pinjaman tersebut dikonversikan kedalam rupiah dengan spot rate Rp. 8000/USD, sehingga dia mendapatkan rupiah sebanyak : 
USD 100,000 X Rp.8000/USD = Rp.800.000.000,00

Untuk menghindari risiko kerugian atau melindungi open position  utangnya selama 180 hari, yaitu pembayaran utang yang akan lebih besar dalam nilai rupiah jika USD apresiasi, maka pengusaha dapat melakukan transaksi swap. Maksudnya adalah pada saat bersamaan melakukan pula pembelian USD dengan forward rate, misalnya dengan kurs Rp 8.300/USD. Dengan melakukan swap ini, pengusaha akan terhindar dari resiko kerugian dari fluktuasi kurs valas USD yang memungkinkan lebih tinggi dari pada forward rate (Rp 8.300/USD). 

Swap merupakan satu teknik Hedging  yang dapat digunakan untuk tujuan lindung nilai dan pada keperluan lain yang dapat digunakan untuk tujuan trading. Swap itu sendiri adalah sebuah instrumen keuangan derivatif dengan dua pihak yang sepakat untuk melakukan perjanjian pertukaran sejumlah pembayaran yang dihitung atas jumlah nasional (OECD 1994, Lyons 1996). 

Menurut Keputusan dari direksi Bank Indonesia, transaksi Swap adalah sebuah transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka. 

Cureency swap merupakan pertukaran mata uang dengan denominasi yang mempunyai perbedaan, misalnya satu sisi melakukan peminjaman dalam bentuk Euro dan ingin menukarnya dengan bentuk USD yang tidak dimiliki, dalam artian dimiliki oleh pihak lainnya. Currency swap digunakan untuk mengurangi jumlah kerugian yang akan terjadi akibat fluktuasi mata uang.

Prakteknya, swap ini misalnya cabang perusahaan Amerika yang berdiri di salah satu negara Eropa, dalam operasinya perusahaan tersebut melakukan kegiatan penerimaan dan pengeluaran, diperoleh dalam bentuk mata uang Euro, karena berada di negara yang memiliki mata uang Euro. Untuk menambah asset perusahaan tersebut membutuhkan tambahan biaya. Salah satu cara mendapatkan dana yaitu menerbitkan obligasi dalam bentuk USD.

Aktivitas cabang perusahaan tersebut dihadapkan pada currency risk karena terjadi ketidaksesuaian (mismatch) antara penghasilan yang didapatkan dan kewajiban dengan denominasi yang berbeda. Resiko demikian dapat diatasi dengan melakukan cross currency swap dengan perusahaan yang mengalami masalah sama atau dengan financial institution.

Metode cross currency tersebut akan menguntungkan kedua belah perusahaan yang berkongsi. Cabang anak perusahaan yang beroperasi di salah satu negara Eropa mengakibatkan pengeluaran dan pendapatan menggunakan mata uang Euro. Lebih lanjut untuk keperluan investasi, perusahaan membutuhkan dana, dengan menerbitkan obligasi dalam bentuk USD, perusahaan dapat menambah modalnya.

Di satu sisi cabang perusahaan Eropa beroperasi di Amerika, dengan penerimaan dan pengeluaran dalam bentuk USD. Di lain hal keperluan investasi, perusahaan membutuhkan dana untuk kegiatan operasional, perusahaan dapat menerbitkan obligasi dalam bentuk Euro. 

Cabang perusahaan, baik Eropa dan Amerika akan dihadapkan pada currency risk karena ketidak sesuaian dari pendapatan dan kewajiban dengan denominasi mata uang yang berbeda. Akibatnya ketidaksesuaian tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi masing-masing cabang perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut kedua perusahaan dapat melakukan cross currency swap. Tindakan ini diambil karena untuk menghindari atau meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi, disebabkan nilai mata uang fluktuatif.

Melalui cross currency swap, kewajiban cabang perusahaan Amerika ditukar dengan kewajiban cabang perusahaan Eropa. Dalam aktivitsnya dari pertukaran tersebut, maka perusahaan Amerika mendapatkan pembayaran dalam bentuk USD dari perusahaan cabang Eropa yang digunakan untuk membayar kewajiban kepada pemegang obligasi. Sementara itu, perusahaan cabang Eropa, mendapatkan pembayaran dalam bentuk Euro yang digunakan untuk membayar kewajiban kepada pemegang obligasi. Pertukaran ini menyebabkan kesesuaian (matching) antara pendapatan hasil operasi dengan pelunasan kewajiban pembayaran obligasi. 
Dalam prakteknya Currency swap dapat dibagi menjadi beberapa tipe, sebagai berikut: 

a. Long- term forward contract
Kontrak ini terjadi bilamana terdapat dua perusahaan atau institusi yang saling membutuhkan. Kedua perusahaan tersebut dapat melakukan currency swap, dalam bentuk long term forward contract, terkait waktu berdasarkan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian, dan harga pertukaran kedua valas menjadi kesepakatan bersama. 
Broker dapat menjadi pihak yang mempertemukan dari kepentingan kedua belah pihak, dan brokerlah yang mempuyai peran vital. Broker menjadi sisi yang dapat menjadi fasilitator dalam mempertemukan pihak yang saling membutuhkan.

b. Straight currency swap
Straight currency swap adalah semacam currency swap dalam bentuk pertukaran dua valas pada current rate dengan persetujuan bahwa akan dipertukarkan kembali dengan exchange rate yang sama dan pada tanggal tertentu diwaktu yang akan datang. 
Masing-masing pihak akan membayar bunga sesuai dengan jangka waktunya. Bila misalnya tingkat bunga valas A lebih tinggi dari pada valas B, pihak yang menerima valas A akan membayar selisih tingkat bunga tersebut kepada pihak yang menerima valas B. Misalnya USD 1,000,000 diswapkan dengan JPY 180,000,000 dengan tingkat bunga USD 5% lebih tinggi dari pada tingkat bunga JPY. Dengan demikian, pihak yang menerima USD harus membayar kepada pihak yang menerima JPY sebesar 5% x USD1,000,000 = USD 50,000.

c. Back to back and parallel loans
Currency swap ini biasanya dilakukan oleh dua perusahaan dari dua negara yang masing-masing mempunyai subsidiary di kedua negara tersebut. Misalnya perusahaan USA memberikan pinjaman kepada subsidiary perusahaan UK yang berada di USA dan sebaliknya perusahaan UK juga memberikan pinjaman kepada subsidiary perusahaan USA yang berada di UK.

Munculnya parallel loan ini bersamaan alasannya dengan munculnya euro dollars market  yaitu dengan adanya peraturan bank UK yang menetapkan apabila perusahaan UK memberikan pinjaman kepada subsidiarynya di luar negeri maka harus membayar premium atas market rate USD. Untuk menghindari tax atas pembelian USD, perusahaan UK berusaha mengatur dan mencari pinjaman untuk subsidiary di USA dari perusahaan USA . demikian pula sebaliknya sehingga timbul pasar currency swap dalam bentuk parallel loans yang menguntungkan kedua belah pihak berdasarkan kesepakatan bersama, terutama mengenai pembayaran bunga dan hal yang berkaitan dengan kemungkinan apresiasi maupun depresiasi valas.

Dalam melakukan perhitungan nilai pembayaran dengan teknik currency swap, terdapat beberapa indikator yang dapat mempengaruhi ketidakpastian pendapatan dan pengeluaran, diantaranya adalah:
1. Waktu kontrak
2. Kurs spot
3. Tingkat bunga dalam negeri
4. Tingkat bunga luar negeri

Pada perputarannya, currency swap terjadi dua arus kas yang berbeda dan menggunakan dua mata uang yang berbeda. Selain itu pihak-pihak yang terlibat di dalamnya harus membayar bunga berdasarkan bunga pada masing-masing mata uang seama swap berlangsung. Jadi pada currency swap terdapat tiga tahapan yaitu pertukaran awal dari jumlah pokok, pembayaran bunga dan pembayaran kembali jumlah pokoknya.
Fungsi dari currency swap yaitu:
1. Sebagai model investasi umumnya adalah investasi jangka pendek
2. Sebagai cara lindung nilai dalam menghilangkan resiko
3. Informasi harga yaitu mencari atau memberi informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari
4. Fungsi spekulatif
5. Membuat fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik da efisien
6. Untuk melakukan pencegahan gejolak harga pasar yang ekstrim terhadap underlying assets. 


B. Interest rate swap
Interest rate swap adalah currency swap dari sejumlah mata uang atau valas yang sama, tetapi yang satu dengan tingkat bunga yang tetap (fixed), sedangkan yang satu lagi dengan tingkat bunga mengambang (floating).

Masing-masing pihak yang terlibat akan dihadapkan pada ketidaksesuaian antara bunga yang didapatkan dan bunga yang dibayarkan. Interest rate swap dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ketidaksesuaian antara bunga yang dibayarkan dan yang didapatkan.Sehingga nantinya masing-masing pihak menerima bunga mengambang dan membayar bunga mengambang juga, atau sebaliknya menerima bunga tetap dan membayar bunga tetap juga. Dalam interst rate swap, dua pihak yang terlibat saling menyelamatkan dari risiko kerugian karena kenaikan bunga mengambang atau tetap.

Misalnya suatu bank A menginginkan utang dengan tingkat bunga mengambang (floating rate), sedangkan suatu perusahaan menginginkan pinjaman dengan tingkat bunga tetap (fixed rate). Diasumsikan bank A dapat meminjam dengan tingkat tetap LIBOR yaitu 11,5% dan perusahaan B dapat meminjam dengan tingkat bunga mengambang 14% atau 1% diatas LIBOR. Dalam hal ini bank A dan perusahaan B dapat melakukan interest rate swap agreement. Bank A mengeluarkan utang senilai USD 50 milions dengan tingkat bunga tetap 11,5%. Perusahaan B mengeluarkan utang dengan nilai yang sama USD 50 milions tetapi dengan tingkat bunga mengambang 1% diatas LIBOR.

Selanjutnya perusahaan mengeluarkan coupon payments kepada bank dengan bunga 12%, sedangkan bank membayar dengan bunga LIBOR kepada perusahaan seperti terlihat pada bagan dibawah ini.
Net interest cost utang perusahaan B = (LIBOR +1%) + 12% - LIBOR = 13%
Net interest cost bank A = 11,5% + LIBOR – 12% = LIBOR -0,5%

Dari tindakan interest rate swap diatas ternyata bank A dan perusahaan B mendapat keuntungan berupa pengurangan biaya bunga pinjaman, yaitu sebagai berikut :
Perusahaan B hanya membayar bunga 13% yang lebih rendah dari pada 14% 
Bank A hanya membayar bunga (LIBOR-0,5%) yang lebih murah dari pada LIBOR
Contoh interest rate swap
Perusahaan A dan B masing-masing dapat menerbitkan USD bond atau cp yang dibayar setiap 6 bulan dengan tingkat bunga fixed dan floating sebagai berikut : 
Firm A Firm B Difference (A-B)
Fixed rate 9% 10,5% -1,5%
Floating rate LIBOR + 0,0% LIBOR + 0,5% -0,5%
-1,0%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari biaya bunga perusahaan A memiliki absolut advantage dibanding perusahaan B baik untuk fixed maupun floating rate. Namun dilihat dari comparative advantage ternyata perusahaan A memiliki comparative advantage (interest cost comparative) pada fixed bond market sebesar 1,5% dibanding perusahaan B. Sebaliknya perusahaan B memiliki comparative advantage (interest cost comparative) pada floating bond market sebesar 0,5%.
Dari interest cost comparative diatas kita dapat melihat peluang bagi perusahaan A dan B untuk memperoleh manfaat/keuntungan bersama berupa lower cost long term financing melalui interest rate swap. 



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam prakteknya, swap merupakan kesepakatan untuk mengkombinasikan dua bentuk transaksi dalam satu kesepakatan. Dua bentuk transaksi tersebut adalah transaksi spot dan forward. Dimana kedua transaksi tersebut dikombinasikan untuk meminimalisir risiko kerugian.

Dalam prakteknya transaksi swap terdiri dari currency swap dan interest rate swap. Kedua bentuk transaksi swap tersebut mempunyai praktek yang berbeda, aplikasi yang berbeda, dan penerapan pada situasi yang berbeda. Bahwasannya transaksi tersebut adalah bagaimana menyatukan antara pihak yang satu dengan yang lainnya.

Fungsi dari currency swap yaitu:
1. Sebagai model investasi umumnya adalah investasi jangka pendek
2. Sebagai cara lindung nilai dalam menghilangkan resiko
3. Informasi harga yaitu mencari atau memberi informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari
4. Fungsi spekulatif
5. Membuat fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien.



DAFTAR PUSTAKA

Choi,Frederick D.S. dan Gerhard G. Mueller.Akuntansi Internasional. Jakarta: Salemba Empat. 1997.
Fahmi, Irham.Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya: Teori dan Aplikasi.(Bandung: Alfabeta. 2014.
Hady, Hamdy Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2016.
Soemitra, Andi.Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana. 2010.
Yenni Mangoting.“Tinjauan Aspek Pajak Penghasilan Atas Transaksi Instrumen Keuangan Derivatif SWAP” dalam Akuntansi dan Keuangan. Universitas Kristen Petra: Jurusan Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi. vol. 5, No. 1/Mei 2003.
Zeinora, “Analisis Perbandingan Hedging, Swap Contract Dengan Option Contract Untuk Meminimalisasi Kerugian Selisih Kurs Valas Dalam Pembayaran Hutang Import”  dalam JABE. Unindra: Pusat Kajian Ilmu Eonomi Unindra. vol. 2, No. 3/Maret 2016.
www.digilib.uinsby.ac.id diunduh pada 10 Desember 2016.

1 comment:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com