Friday, 24 April 2015

IAD/IBD evolusi

evolusi
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Asal-Usul Kehidupan
1.      Teori Abiogenesis
            Teori Abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles (384-322 SM) yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Beberapa ahli yang mendukung adalah:
a.       Anthoni Van Leeuwenhoek
Dia berpendapat bahwa mikroorganisme (benda hidup) berasal dari air (benda mati).
Percobaannya:      Dengan mikroskop ciptaannya ia melihat adanya mikroorganisme (makhluk hidup sangat kecil) yang diambil dari air hujan dan rendaman jerami.
b.      Needham
Needham berpendapat bahwa mikroorganisme terjadi dari air kaldu.
Percobaannya:      Dengan merebus daging, kemudian air kaldu disimpan dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa hari terlihat air kaldu menjadi keruh karena adanya mikroorganisme.

2.      Teori Biogenesis
            Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Beberapa ahli yang mendukung adalah:
a.       Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
Percobaannya:      Dengan merebus daging, kemudian air kaldu dimasukkan kedalam beberapa tabung (botol) yang sebagian tertutup rapat dan sebagian lagi terbuka.
Hasil percobaan menunjukan bahwa pada tabung yang tertutup tidak ditemukan mikroorganisme, sedangkan pada tabung terbuka terdapat mikroorganisme (air kaldu terlihat keruh).
Kesimpulan :         Adanya mikrooranisme pada tabung terbuka berasal dari udara bukan berasal dari air kaldu (benda mati). Tidak adanya mikroorganisme pada tabung tertutup menunjukkan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari air kaldu (banda mati).
b.      Francesco Redi (1626-1697)
c.       Louis Pasteur (1822-1895)

3.      Teori Evolusi Kimia
            Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa asal mula kehidupan di bumi adalah akibat reaksi kimia antara molekul-molekul yang terdapat di dalam samudra. Beberapa ilmuwan lain berpendapat bahwa atmosfir merupakan tempat asal mula kejadian makhluk hidup.
            Keadaan atmosfir bumi saat itu berbeda dengan keadaan sekarang. Gas hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan argon yang merupakan gas-gas ringan, bergerak meninggalkan bumi. Senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur-unsur tersebut seperti air, amonia, karbon dioksida, dan metana dalam bentuk uap dapat tertahan di atmosfir. Pada saat suhu atmosfir turun dibawah 1000C terjadilah hujan air mendidih. Dalam keadaan demikian diperkirakan belum ada kehidupan di bumi, tetapi telah terjadi reaksi-reaksi kimia. 
Beberapa ahli yang mendukung adalah:
a.       Harold Urey (1893)
b.      Stanley Miller

4.      Teori Evolusi Biologi
            Alexander Oparin berpendapat bahwa dahulu atmosfir bumi kaya akan senyawa uap air, metana, karbon dioksida, amonia dan hidrogen. Adanya energi yang sangat kuat terutama sinar ultra violet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang kompleks. Senyawa kompleks tersebut merupakan komponen pembentuk sel yang disebut sop purba.
            Berbeda dengan teori evolusi kimia yang telah diuji melalui eksperimen teori evolusi biologi asal-usul kehidupan belum secara eksperimental.

B.           Sejarah Kehidupan di Bumi
Sejarah kehidupan di bumi dapat disusun berdasarkan temuan berbagai fosil yaitu :
1.      Zaman Azoikum, zaman sebelum adanya kehidupan kira-kira lebih dari lima ribu juta tahun yang lalu.
2.      Zaman Archeozoikum atau zaman purba, bumi dalam keadaan cukup dingin. Ada benua, samudra, sungai dan gunung. Kira-kira sampai 3,5 ribu juta tahun yang lalu.
3.      Zaman Proterozoikum, zaman hidupnya berbagai binatang bersel satu. Kira-kira seribu juta tahun lalu.
4.      Zaman Paleozoikum, disebut juga zaman sekunder. Kira-kira 230 juta lebih tahun yang lalu.
5.      Zaman Nesozoikum atau zaman baru, kira-kira 70 juta sampai 10 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi zaman terakhir, 70 juta sampai 10 juta tahun yang lalu dan zaman kuarter 6 juta tahun yang lalu.
6.      Zaman kuarter terbagi atas zaman plaitoses (deluvium) hidup zaman manusia purba, dan zaman holocen (alluvium) makhluk hidup sekarang ini.
     
C.                Ciri-ciri makhluk hidup
Suatu benda dinyatakan sebagai benda hidup/makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri :
1.      Melakukan pertukaran zat/metabolisme, artinya adanya zat yang masuk dan keluar
2.      Tumbuh
3.      Melakukan reproduksi atau berkembang biak
4.      Memiliki iritabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan itu
5.      Memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya

D.                Evolusi
Evolusi ialah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama. Ada dua macam evolusi yaitu :
1.        Evolusi progresif, menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup.
2.        Evolusi regresif (retrogresif), menuju pada kemungkinan menjadi punah.

·        Tahapan evolusi
1.      Tahap Geosfer
Ialah tahap pra-kehidupan, tahap perubahan yang terutama menyangkut perubahan yang terutama menyangkut perubahan tata surya kita, matahari dengan planetnya termasuk bumi kita.
2.      Tahap Biosfer
Adalah tahap dimana adanya “loncatan” dari material tak hidup menjadi materi hidup. Pada tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya manusia.
3.      Tahap Neosfer
Menurut Teilhard, yang penting dalam makhluk hidup dalam hal ini manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang semakin mantap. Menurut dia, baik pada makhluk hidup maupun pada benda tak hidup ada yang disebut sebagai “kesadaran batin” yaitu segi “dalam”. Kesadaran ini pada tingkat rendah berkembang menjadi kesadaran “instinktif”, untuk kemudian berkembang menjadi kesadaran “freflektif”. Di sinilah lahirnya apa yang disebut akal atau pikiran

·    Teori-teori evolusi
a.       Carolus Linnaeus (1707 1778), membuat sebuah ketentuan cara mencari
keteraturan posisi antar makhluk hidup dengan mencari persamaan sifat,
pengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok. Pengelompokan secara berjenjang (diistilahkan dengan takson),
mulai dari jenjang yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang
yang paling tinggi (takson kingdom).
b.       Georges Cuvier (1769 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat perhatian
terhadap paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori
Katastropi (catastrophism) yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap
strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk
akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau yang
panjang.
c.       James Hutton (1726 1797), mengemukakan teori gradualisme, yang
menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya merupakan
hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan
lambat (dalam waktu lama).
d.       Charles Lyell (1797 1875), mengemukakan teori Uniformitarianisme
(keseragaman). Menurut Lyell, proses perubahan lapisan batuan dan
bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak
berubah.
e.       Jean Baptiste Lamarck (1744 1829), melihat adanya kecenderungan
makhluk sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks
dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan.
Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus
beradaptasi pada lingkungannya.
f.       Charles Darwin (1809 1882), menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan
keanekaragaman hayati. Makhluk hidup mengalami evolusi melalui
mekanisme seleksi alam. Organisme yang kuatlah yang akan melestarikan
jenisnya. Darwin, mengemukakan pula adanya kemampuan adaptasi
organisme agar mampu melewati seleksi alam.
g.      Alfred Russel Wallace (1923-1913), mengembangkan teori yang serupa
dengan teori Darwin. Dasar teori wallace adalah penelitian Biologi
perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the tendency of varieties to
depart indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang
dikembangkan Darwin.
h.       August Weissman, menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong
ekor tikus beberapa generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan
menyebabkan timbulnya jenis tikus yang tidak berekor. Namun, hasil
percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai generasi terakhir ekor
tikus tetap sama panjangnya.

·         Mekanisme evolusi
1.      Perubahan (Variasi) Genetik
Setiap organisme memiliki susunan genetik yang berbeda. Apabila anggota populasi tersebut kawin, maka akan dilahirkan organisme yang memiliki faktor genetik yang berbeda dengan kedua induknya. Meskipun demikian perbedaan yang muncul tidak terlalu mencolok, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk terbentuknya spesies baru.
2.      Seleksi Alam
Dalam teorinya, Darwin mengemukakan bahwa evolusi merupakan proses perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Organisme-organisme yang mampu bertahan dengan beradaptasi terhadap lingkungannya akan tetap hidup dan mewariskan keturunan, sedangkan organisme yang tidak mampu bertahan akan punah. Dapat disimpulkan bahwa organisme yang ada sekarang merupakan organisme yang nenek moyangnya dahulu dapat lolos dari seleksi alam.

E.                 Penciptaan Manusia
1.       Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam
      Manusia  dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak. Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.
      Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat (51) : 56).

2.      Asal Usul Manusia
·         Manusia dalam Pandangan Antropologi
Pada awalnya di dunia ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami percabangan-percabangan. Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi mahluk hidup di dunia ini. Menurut Charles Darwin dalam teori Evolusinya, manusia merupakan hasil evolusi dari kera yang mengalami perubahan secara bertahap dalam waktu yang sangat lama. Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tersebut terjadi seleksi alam. Semua mahluk hidup yang ada saat ini merupakan organisme-organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam dan berhasil mempertahankan dirinya. Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Dapat disimpulkan bahwa manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia ini berasal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus dipakai dalam antropologi.
Teori ini mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada. Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

·         Manusia dalam Pandangan Agama Islam
Dalam Agama Islam, segala sesuatunya telah diatur dengan baik dan digambarkan dalam kitab suci Al-Quran. Tidak luput olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia yang juga digambarkan sejelas-jelasnya. Dalam Al-Qur’an jika dipadukan dengan hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai asal usul manusia ini.
Manusia dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal, manusia mampu membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal pula, manusia mampu merenungkan dan mengamalkan sesuatu yang benar tersebut. Dengan karunia akal, manusia diharapkan dapat memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.

3.      Proses Penciptaan Manusia
·         Penciptaan Manusia Menurut Bibel
Menurut penjelasan di dalam Bibel, Bibel tidak memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai fenomena alam yang pada setiap masa sejarah manusia dapat menjadi subyek pengamatan dan dapat meningkatkan banyaknya penjelasan atas kemahakuasaan Tuhan, disertai dengan rincian-rincian spesifik tertentu. Sebagaimana akan kita lihat nanti, teks-teks semacam itu hanya ada di dalam Al-Qur’an.
Penjelasan-penjelasan Bibel mengenai asal-usul penciptaan manusia, dijelaskan di dalam Kitab Genesis dalam ayat-ayat yang membahas penciptaan secara keseluruhan. Salah satu ayat yang ada di dalam Kitab Genesis berbunyi : “Lalu Tuhan berkata, ‘Biarlah kita membuat manusia dalam citra kita, sesuai dengan kita; dan jadilah mereka menguasai ikan di laut, burung di udara, ternak, dan segala suatu di atas bumi serta setiap makhluk yang melata di atas bumi’.

·         Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalamA diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr (15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman (55):4). Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan 40 hari mudghah.

A.    Setetes Mani
Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al Qiyamah:36-37).

B.     Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah. "Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah". (al ‘Alaq/96:2).
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tapi, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.

C.    Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun:14)
Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.

D.    Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran: “Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-Qur’an, 32:7-8).



BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan

 Pengertian manusia menurut pandangan Islam manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, Berupa al-Quran menurut sunah rasul.

Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yakni proses penciptaan nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.


DAFTAR PUSTAKA
Bucaille, Maurice. 1984. Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Qur’an dan Sains. Bandung: Penerbit Mizan.
Rochmah, Siti Nur. Sri Widayati. & Mazrikhatul Miah.2009. Biologi SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saktiyono.1999. Seribu pena Biologi SMU Kelas 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sukarno, Moh. Amien. ed. 2003. Biologi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Yasin, Maskoeri. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers
http://andriianty.blogspot.com, 12/10/2013, jam 12.04 WIB.
http://siapbelajar.com, 17/10/2013, jam 14.28 WIB.


0 komentar:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com