evolusi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-Usul
Kehidupan
1. Teori
Abiogenesis
Teori Abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles (384-322 SM) yang mengatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Beberapa ahli yang mendukung
adalah:
a.
Anthoni Van
Leeuwenhoek
Dia berpendapat
bahwa mikroorganisme (benda hidup) berasal dari air (benda mati).
Percobaannya: Dengan mikroskop ciptaannya ia melihat
adanya mikroorganisme (makhluk hidup sangat kecil) yang diambil dari air hujan
dan rendaman jerami.
b.
Needham
Needham berpendapat
bahwa mikroorganisme terjadi dari air kaldu.
Percobaannya: Dengan merebus daging, kemudian air kaldu
disimpan dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa hari terlihat air kaldu
menjadi keruh karena adanya mikroorganisme.
2. Teori
Biogenesis
Teori Biogenesis menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Beberapa ahli yang mendukung
adalah:
a.
Lazzaro
Spallanzani (1729-1799)
Percobaannya: Dengan merebus daging, kemudian air kaldu
dimasukkan kedalam beberapa tabung (botol) yang sebagian tertutup rapat dan
sebagian lagi terbuka.
Hasil percobaan
menunjukan bahwa pada tabung yang tertutup tidak ditemukan mikroorganisme,
sedangkan pada tabung terbuka terdapat mikroorganisme (air kaldu terlihat
keruh).
Kesimpulan
: Adanya mikrooranisme pada tabung
terbuka berasal dari udara bukan berasal dari air kaldu (benda mati). Tidak
adanya mikroorganisme pada tabung tertutup menunjukkan bahwa mikroorganisme
bukan berasal dari air kaldu (banda mati).
b.
Francesco Redi
(1626-1697)
c.
Louis Pasteur
(1822-1895)
3. Teori
Evolusi Kimia
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa
asal mula kehidupan di bumi adalah akibat reaksi kimia antara molekul-molekul
yang terdapat di dalam samudra. Beberapa ilmuwan lain berpendapat bahwa
atmosfir merupakan tempat asal mula kejadian makhluk hidup.
Keadaan atmosfir bumi saat itu
berbeda dengan keadaan sekarang. Gas hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan
argon yang merupakan gas-gas ringan, bergerak meninggalkan bumi.
Senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur-unsur tersebut seperti air,
amonia, karbon dioksida, dan metana dalam bentuk uap dapat tertahan di
atmosfir. Pada saat suhu atmosfir turun dibawah 1000C terjadilah
hujan air mendidih. Dalam keadaan demikian diperkirakan belum ada kehidupan di
bumi, tetapi telah terjadi reaksi-reaksi kimia.
Beberapa
ahli yang mendukung adalah:
a.
Harold Urey
(1893)
b.
Stanley Miller
4. Teori
Evolusi Biologi
Alexander Oparin berpendapat bahwa
dahulu atmosfir bumi kaya akan senyawa uap air, metana, karbon dioksida, amonia
dan hidrogen. Adanya energi yang sangat kuat terutama sinar ultra violet,
memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa
organik atau senyawa hidrokarbon yang kompleks. Senyawa kompleks tersebut
merupakan komponen pembentuk sel yang disebut sop purba.
Berbeda dengan teori evolusi kimia
yang telah diuji melalui eksperimen teori evolusi biologi asal-usul kehidupan
belum secara eksperimental.
B.
Sejarah Kehidupan di Bumi
Sejarah kehidupan di bumi dapat disusun
berdasarkan temuan berbagai fosil yaitu :
1.
Zaman
Azoikum, zaman sebelum adanya kehidupan kira-kira lebih
dari lima ribu juta tahun yang lalu.
2.
Zaman
Archeozoikum atau zaman purba, bumi dalam keadaan
cukup dingin. Ada benua, samudra, sungai dan gunung. Kira-kira sampai 3,5 ribu
juta tahun yang lalu.
3.
Zaman
Proterozoikum, zaman hidupnya berbagai binatang
bersel satu. Kira-kira seribu juta tahun lalu.
4.
Zaman
Paleozoikum, disebut juga zaman sekunder. Kira-kira
230 juta lebih tahun yang lalu.
5.
Zaman
Nesozoikum atau zaman baru, kira-kira 70 juta sampai 10 juta
tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi zaman terakhir, 70 juta sampai 10
juta tahun yang lalu dan zaman kuarter 6 juta tahun yang lalu.
6.
Zaman
kuarter terbagi atas zaman plaitoses (deluvium) hidup zaman
manusia purba, dan zaman holocen (alluvium) makhluk hidup sekarang ini.
C.
Ciri-ciri
makhluk hidup
Suatu benda dinyatakan sebagai benda
hidup/makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri :
1.
Melakukan
pertukaran zat/metabolisme, artinya adanya zat yang masuk dan keluar
2.
Tumbuh
3.
Melakukan
reproduksi atau berkembang biak
4.
Memiliki
iritabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap
rangsangan itu
5.
Memiliki
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya
D.
Evolusi
Evolusi
ialah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu
yang lama. Ada dua macam evolusi yaitu :
1.
Evolusi
progresif, menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup.
2.
Evolusi regresif
(retrogresif), menuju pada kemungkinan menjadi punah.
·
Tahapan
evolusi
1. Tahap
Geosfer
Ialah tahap pra-kehidupan, tahap
perubahan yang terutama menyangkut perubahan yang terutama menyangkut perubahan
tata surya kita, matahari dengan planetnya termasuk bumi kita.
2. Tahap
Biosfer
Adalah tahap dimana adanya “loncatan”
dari material tak hidup menjadi materi hidup. Pada tahap biosfer yang
dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya manusia.
3. Tahap
Neosfer
Menurut Teilhard, yang penting dalam makhluk hidup
dalam hal ini manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya
yang semakin mantap. Menurut dia, baik pada makhluk hidup maupun pada benda tak
hidup ada yang disebut sebagai “kesadaran batin” yaitu segi “dalam”. Kesadaran
ini pada tingkat rendah berkembang menjadi kesadaran “instinktif”, untuk
kemudian berkembang menjadi kesadaran “freflektif”. Di sinilah lahirnya apa
yang disebut akal atau pikiran
· Teori-teori
evolusi
a.
Carolus
Linnaeus (1707
1778), membuat sebuah ketentuan cara mencari
keteraturan posisi antar makhluk hidup
dengan mencari persamaan sifat,
pengelompokkan
yang mirip ke dalam satu kelompok. Pengelompokan secara berjenjang
(diistilahkan dengan takson),
mulai dari jenjang yang paling rendah
(takson spesies) sampai jenjang
yang paling tinggi (takson kingdom).
b.
Georges Cuvier (1769 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat
perhatian
terhadap paleontologi (ilmu mengenai
fosil). Cuvier mendukung teori
Katastropi
(catastrophism) yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap
strata tidak ada hubungan kekerabatan
karena setiap strata terbentuk
akibat terjadinya bencana alam,
seperti gempa, banjir, atau kemarau yang
panjang.
c.
James
Hutton (1726
1797), mengemukakan teori gradualisme,
yang
menyebutkan bahwa bentuk bumi dan
lapisan-lapisannya merupakan
hasil perubahan yang berlangsung
secara bertahap, terus-menerus, dan
lambat (dalam waktu lama).
d.
Charles Lyell (1797 1875), mengemukakan teori Uniformitarianisme
(keseragaman). Menurut Lyell, proses
perubahan lapisan batuan dan
bentuk
permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak
berubah.
e.
Jean
Baptiste Lamarck (1744
1829), melihat adanya kecenderungan
makhluk sederhana berubah menjadi
makhluk yang lebih kompleks
dengan prinsip adanya proses perubahan
menuju kesempurnaan.
Perubahan menjadi sempurna ini menurut
Lamarck karena harus
beradaptasi pada lingkungannya.
f.
Charles
Darwin (1809 1882), menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan
keanekaragaman
hayati. Makhluk hidup mengalami
evolusi melalui
mekanisme
seleksi alam. Organisme yang kuatlah yang akan melestarikan
jenisnya. Darwin, mengemukakan pula
adanya kemampuan adaptasi
organisme agar mampu melewati seleksi
alam.
g.
Alfred
Russel Wallace (1923-1913), mengembangkan teori yang serupa
dengan teori Darwin. Dasar teori
wallace adalah penelitian Biologi
perbandingan di Brasilia dan Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the tendency of varieties to
depart indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang
dikembangkan Darwin.
h.
August Weissman, menumbangkan teori
Lamarck. Weismann memotong
ekor tikus beberapa generasi. Menurut
teori Lamarck, hal tersebut akan
menyebabkan timbulnya jenis tikus yang
tidak berekor. Namun, hasil
percobaan Weismann menunjukkan bahwa
sampai generasi terakhir ekor
tikus tetap sama panjangnya.
·
Mekanisme
evolusi
1. Perubahan
(Variasi) Genetik
Setiap
organisme memiliki susunan genetik yang berbeda. Apabila anggota populasi
tersebut kawin, maka akan dilahirkan organisme yang memiliki faktor genetik
yang berbeda dengan kedua induknya. Meskipun demikian perbedaan yang muncul
tidak terlalu mencolok, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk terbentuknya
spesies baru.
2. Seleksi
Alam
Dalam
teorinya, Darwin mengemukakan bahwa evolusi merupakan proses perjuangan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Organisme-organisme yang mampu bertahan
dengan beradaptasi terhadap lingkungannya akan tetap hidup dan mewariskan
keturunan, sedangkan organisme yang tidak mampu bertahan akan punah. Dapat
disimpulkan bahwa organisme yang ada sekarang merupakan organisme yang nenek
moyangnya dahulu dapat lolos dari seleksi alam.
E.
Penciptaan
Manusia
1. Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis)
hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Manusia dalam pandangan kaum
materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat
darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang
dihasilkan oleh otak. Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini
makhluk yang rendah dan hina, sama dengan hewan yang hidupnya hanya untuk
memenuhi keperluan dan kepuasan semata.
Dalam
pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang
diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati,
sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut
sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia
dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan
tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif)
tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah
manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah
menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam
surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat
(51) : 56).
2.
Asal Usul
Manusia
·
Manusia
dalam Pandangan Antropologi
Pada awalnya
di dunia ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami
percabangan-percabangan. Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi mahluk
hidup di dunia ini. Menurut Charles Darwin dalam teori Evolusinya, manusia
merupakan hasil evolusi dari kera yang mengalami perubahan secara bertahap
dalam waktu yang sangat lama. Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tersebut
terjadi seleksi alam. Semua mahluk hidup yang ada saat ini merupakan
organisme-organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam dan berhasil
mempertahankan dirinya. Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan)
mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian
ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Dapat disimpulkan
bahwa manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana
yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama
(evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia ini
berasal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori
Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus
dipakai dalam antropologi.
Teori ini
mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak
mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis
biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini
tetap ada. Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu
ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat
dibuktikan.
·
Manusia
dalam Pandangan Agama Islam
Dalam Agama
Islam, segala sesuatunya telah diatur dengan baik dan digambarkan dalam kitab
suci Al-Quran. Tidak luput olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia
yang juga digambarkan sejelas-jelasnya. Dalam Al-Qur’an jika dipadukan dengan
hasil penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai asal usul manusia ini.
Manusia
dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal, manusia mampu
membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal
pula, manusia mampu merenungkan dan mengamalkan sesuatu yang benar tersebut.
Dengan karunia akal, manusia diharapkan dapat memilah dan memilih nilai-nilai
kebenaran, kebaikan dan keindahan.
3. Proses Penciptaan Manusia
·
Penciptaan
Manusia Menurut Bibel
Menurut penjelasan di dalam Bibel, Bibel tidak memuat pernyataan-pernyataan
mengenai berbagai fenomena alam yang pada setiap masa sejarah manusia dapat
menjadi subyek pengamatan dan dapat meningkatkan banyaknya penjelasan atas
kemahakuasaan Tuhan, disertai dengan rincian-rincian spesifik tertentu.
Sebagaimana akan kita lihat nanti, teks-teks semacam itu hanya ada di dalam
Al-Qur’an.
Penjelasan-penjelasan Bibel mengenai asal-usul penciptaan manusia,
dijelaskan di dalam Kitab Genesis dalam ayat-ayat yang membahas penciptaan
secara keseluruhan. Salah satu ayat yang ada di dalam Kitab Genesis berbunyi :
“Lalu Tuhan berkata, ‘Biarlah kita membuat manusia dalam citra kita, sesuai
dengan kita; dan jadilah mereka menguasai ikan di laut, burung di udara,
ternak, dan segala suatu di atas bumi serta setiap makhluk yang melata di atas
bumi’.
·
Penciptaan
Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an
menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu:
Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia
pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob
(tanah debu), min shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah
lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian
Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalamA diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam
(6):2, Al Hijr (15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman
(55):4). Kedua, disebut dengan tahapan biologi.
Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat
dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari
inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah
beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut
kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut
dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun
(23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan
Allah swt. ke dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah,
40 hari ‘alaqah dan 40 hari mudghah.
A. Setetes Mani
Sebelum proses pembuahan terjadi,
250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel
telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan
perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran
reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai dengan
sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya
gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma
saja. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian
kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya
setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al Qiyamah:36-37).
B. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah lewat 40 hari, dari air mani
tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah. "Dia telah menciptakan manusia dengan
segumpal darah". (al ‘Alaq/96:2).
Ketika sperma dari laki-laki
bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal
sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri
hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat
dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Tapi, zigot tersebut tidak
melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim
seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan
semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur’an
terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah
menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab
adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah
digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap
darah.
C. Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an
bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya
terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun:14)
Para ahli embriologi beranggapan
bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak
lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu
pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan
menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan
Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis
ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis
seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan
embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di
sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
D. Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak
mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran: “Dialah Yang menciptakan segalanya dengan
sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia
menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-Qur’an, 32:7-8).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian manusia menurut pandangan
Islam manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan
Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat
memahami ilmu yang diturunkan Allah, Berupa al-Quran menurut sunah rasul.
Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As
Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial,
yakni proses penciptaan nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan
biologi, yakni manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan
air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang
menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal
daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu
kepadanya ditiupkan ruh.
DAFTAR PUSTAKA
Bucaille, Maurice. 1984. Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Qur’an dan Sains. Bandung:
Penerbit Mizan.
Rochmah, Siti Nur. Sri Widayati. &
Mazrikhatul Miah.2009. Biologi SMA/MA Kelas
XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saktiyono.1999. Seribu pena Biologi SMU Kelas 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sukarno,
Moh. Amien. ed. 2003. Biologi 3.
Jakarta: Balai Pustaka.
Yasin,
Maskoeri. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:
Rajawali Pers
http://andriianty.blogspot.com, 12/10/2013, jam 12.04
WIB.
http://siapbelajar.com,
17/10/2013, jam 14.28 WIB.
0 komentar:
Post a Comment